Infrastruktur program penurunan NRW
Teguh.cahyono@pdamkotamalang.com
Infrastruktur adalah sarana yang
perlu disiapkan terlebih dahulu agar kegiatan/program kerja dapat dilaksanakan dengan
lancar dan sesuai harapan. Semakin infrastruktur tersedia dengan baik, maka
akan semakin baik atau effektif juga hasil yang diperoleh. Demikian juga dalam
melaksanakan kegiatan penurunan NRW. Semakin infrastruktur untuk program
penurunan NRW tersedia secara baik, maka semakin effektif juga aktifitas untuk
penurunan NRW dilakukan.
Infrastruktur penurunan NRW yang
harus dipersiapkan menurut penulis dapat mengadopsi teori 3M (Man, Material,
Money) :
1. MAN
Sumber daya
manusia sewajarnya dipersiapkan yang sebaik-baiknya, mengingat kompleksitas
permasalahan NRW yang cukup tinggi.
Dimulai pada
saat recruitment , perlunya disusun terlebih dahulu spesifikasi teknis/
kompetensi yang diperlukan dan jumlah personel yang dibutuhkan.
Menurut
penulis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan program penurunan NRW
adalah personel yang mempunyai kompentesi :
a.
IT : GIS dan Database
b.
SPAM ( Sistem Penyediaan Air Minum)
c.
System distribusi
d.
Model hidrolik
e.
Instrumentasi
f.
Water balance
g.
Komunikator dan kepribadian yg baik
h.
Dll
Recruitment
dapat dilakukan dengan menseleksi karyawan Internal atau dari external PDAM.
Setelah
recruitmen dilaksanakan, maka menurut penulis hal yang perlu dilakukan adalah
DIKLAT tentang penurunan NRW sebagai upaya untuk standarisasi kompetensi
pengetahuan NRW bagi para petugas NRW. Tidak banyak lembaga yang mengadakan diklat
NRW di indonesia . namun ada beberapa yang mempunyai agenda tetap diklat NRW
seperti YPTD dan AKATIRTA magelang . Kadang2 ada dari lembaga donor seperti
USAID, AUSAID, world bank dan ADB bank menyelengarakan
pelatihan atau workshop tentang NRW namun tidak mempunyai agenda yg tetap. Demikian
juga beberapa DPD Perpamsi seperti DPD perpamsi DKI , DPD
Perpamsi JATENG dll
Yang tidak
kalah pentingnya dalam recruitmen selain kompetensi adalah merecrut petugas yang
mempunyai motivasi/komitmennya tinggi dalam memajukan PDAM, karena pekerjaan
penurunan NRW memerlukan dedikasi yang tinggi mengingat kompleksitas
permasalahan.
Terkait dengan
SDM yang juga harus disiapkan adalah organisasi NRW seperti yang pernah saya tulis dalam majalah
AIR MINUM edisi juli 2012
2. MATERIAL
Mengadopsi
teori strategi berkelanjutan 4 elemen cara penurunan NRW, maka infrastruktur
material yang harus dipersiapkan menurut penulis adalah sbb :
a.
MAP/peta jaringan
Sesungguhnya
map/peta adalah hal yang vital yang harus dimiliki oleh PDAM khususnya bagian
yang mengelola jaringan distribusi. Bisa dibayangkan bagaimana mungkin bisa
mengalirkan air dengan baik dari IPA s/d pelanggan bila peta jaringan
Trans-Dist tidak ada/ tidak akurat. Sama halnya dengan pertempuran melawan
musuh, peta digunakan sebagai alat untuk penguasaan medan untuk memenangkan suatu pertempuran. Demikian juga
dalam memanage NRW, peta adalah hal yg pokok dalam memerangi NRW. Semakin
akurat peta yang dimiliki akan semakin mudah dalam memanage system distribusi
maupun NRW.
Peta dapat
berupa hardcopy maupun softcopy dan akan lebih baik bila berformat GIS. Apapun
format peta yang kita miliki ,yang penting PDAM harus mempunyai peta yang up to
date dengan akurasi yg memadai.
b.
DMA
Infrastruktur
berikutnya yg harus disiapkan adalah DMA (District Meter Area)
Luasnya
Jaringan distribusi yang mayoritas menggunakan sistem loop diseluruh daerah
layanan berakibat pada sulitnya pengendalian sistem aliran air, khususnya untuk
mengendalikan/ mengkontrol tekanan, flow dan NRW. Untuk mempermudah
pengendalian aliran, diperlukan redesign sistem distribusi menjadi zona-zona
yang lebih kecil ( 250 s.d 1.000 SR ) dengan 1 pipa input yang masuk zona
tsb. Setelah zona-zona pelayanan yg
lebih kecil terbentuk, maka zona2 tsb perlu dilengkapi dengan meter induk ,agar
kita dapat memonitor kinerja zona2 tsb. Zona2
kecil dengan 1 input yg dilengkapi meter induk yg seterusnya disebut DMA
(district meter area).
Dalam redesign
sistem distribusi dari sistem loop ke sistem DMA, peranan map/ peta jaringan
distribusi dan tingkat akurasi peta tsb akan
sangat menentukan keberhasilan design dan pelaksanaan pembentukan DMA-DMA
DMA perlu
distandarisasi agar operasional dan kinerja DMA itu dapat senantiasa terkontrol
baik dari sisi flow, presure, NRW dan kwalitas air distribusi .PDAM Kota Malang
telah menstandarkan untuk tiap2 DMA harus dilengkapi dengan PRV (untuk
keperluan pressure management), Meter Indduk (electromagnetic flow meter),
GSM/online data logger ( flow dan presure ) pada input DMA. Sedangkan di daerah
layanan dilengkapi dengan presure point,valve resilient (untuk kebutuhan step
test) serta public fountain tap (kran air siap minum untuk masyarakat).
Di masa
mendatang untuk memonitor kwalitas air, maka fountain tap akan dilengkapi
dengan residual chlorine analyser yang online/GSM, dimana teknologi tsb sudah
mulai banyak tersedia di pasaran.
Dengan
infrastructure atau standard DMA tsb, maka program penurunan NRW akan dapat
terlaksana dengan baik ,utamanya untuk kegiatan pressure management, ALC
(Active Leakage Control) ,ALR (Awareness-Locate-Repair) dan water balance tiap-tiap
DMA
c.
Presure management
Dalam sistem
jaringan distribusi selalu ada background leakage dan kebocoran pipa. Semakin
besar tekanan air dalam pipa jaringan distribusi ,maka akan semakin besar pula
background leakage dan kebocoran pipa. Sehingga tekanan air perlu dimanage
untuk mengurangi background leakage dan kebocoran pipa. Ada beberapa metoda
untuk memanage tekanan :
i.
PRV (Presure Reducing Valve)
PRV adalah
valve yang mampu mengontrol secara automatic tekanan pada jaringan pipa sesuai
dengan seting yang kita inginkan. sedangkan valve biasa tidak dapat melakukan
kontrol tekanan pada saat tekanan dinamis sekaligus dengan tekanan statis.
PRV saat ini
berkembang dengan berbagai variant, mulai dari PRV yang standard sampai PRV
yang sangat canggih. Kita dapat memilih berdasarkan kebutuhan dan Budget yang
kita miliki.
ii.
Inverter/VSD (variable Speed Drive)
Inverter
adalah peralatan yang ditambahkan pada sistem panel Pompa agar flow maupun
tekanan pompa dapat dikendalikan sesuai seting , baik saat beban minimal maupun
beban maksimal. Pada saat waktu beban
minimal pompa dapat mengurangi tekanan sekaligus flow yang didistribusikan, yg
mana tanpa inverter pompa menghasilkan tekanan yang tinggi pada saat waktu
beban minimal. sehingga dengan metoda inverter kita dapat menurunkan NRW .
Dari
pengalaman PDAM Kota Malang, teknik pressure management merupakan metoda yang
dapat menurunkan NRW di DMA terbentuk secara instan dan cepat.
d.
Instrumentasi
Untuk
membantu analisa NRW, PDAM perlu mempunyai instrument antara lain
Portable flow
meter ( ultrasonic flow meter dan insertion flow meter) , flow/pressure/ water
level reservoir data loger ( online
maupun offline), manomater,metal detector, corelator, ground microphone
e.
IT
NRW pada
dasarnya mengelola jutaan data spasial/peta dan data base berupa jaringan
distribusi dari berbagai variasi material, diameter, tahun pemasangan, flow,
pressure, kwalitas air dan pelanggan dari berbagai variasi klasifikasi tariff,
tahun pemasangan, diameter pipa dinas/meter air, pemakaian air serta
transaksi-transaksi harian pas.baru, pipa bocor, ganti meter, tutup sementara/
tetap dll. Maka menurut penulis program penurunan NRW perlu didukung dengan
system IT yang memadai yang dapat mengakses dan menganalisa data untuk kebutuhan
program penurunan NRW.
3. MONEY
Dari uraian
diatas dapat dibayangkan kebutuhan dana yang diperlukan untuk
belanja/investasi dari sisi MAN/SDM
maupun Material adalah cukup besar. Belum lagi biaya yang diperlukan untuk
operasional. Namun penulis beranggapan bahwa biaya untuk menurunkan NRW jauh
lebih kecil dibandingkan apabila kita berinvestasi untuk penambahan produksi,
transmisi, distribusi dan reservoir. Karena dengan penurunan NRW tidak saja
pdam bisa menunda investasi produksi tapi juga bisa menunda investasi untuk
transmisi,distribusi dan reservoir yang nilainya juga relative tinggi.
Untuk dapat melaksanakan program
NRW secara sistematis, maka infrastruktur spt terurai diatas harus disediakan/disiapkan
terlebih dahulu . Setelah infrastruktur NRW tersedia maka operasional program
penurunan NRW dapat dilakukan secara berkesinabungan dan sistematis.