Dimulai dari Organisasi NRW
Oleh : Ir. Teguh Cahyono, MAB
Direktur Teknik PDAM Kota Malang
NRW (Non Revenue Water) merupakan penyumbang
terbesar un-Effisiensi yang terjadi di banyak Perusahaan Air Minum (PAM/PDAM)
di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia, termasuk di PDAM Kota Malang. Bila dihitung sebagai persentase selisih air yang terjual
terhadap air yang diproduksi, NRW jadi penyebab utama buruknya kinerja
Perusahaan Air Minum. Menurut data resmi
Departemen Pekerjaan Umum, rata-rata NRW PDAM di Indonesia mencapai sekitar 37
persen, Dengan NRW 37 persen,
peluang pendapatan yang hilang mencapai Rp 1,139 triliun per tahun.Ini
menunjukkan ketidak efektifan perusahaan pada kerugian sebesar itu yang terdiri
dari kerugian biaya produksi dan kehilangan potensi pendapatan yang secara
langsung maupun tidak langsung keduanya berakibat terhadap keuangan perusahaan.
Banyak yang beralasan bahwa NRW disebabkan pipa
tua sehingga pipa yang harus diganti besar sekali volumenya, secara tidak
langsung membutuhkan dana sangat besar untuk pergantian pipa tua tersebut.
Melihat alasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak yang belum
paham betul tentang NRW, kalau kita bicara NRW kita tidak hanya bicara
kebocoran fisik yang mungkin benar disebabkan oleh pipa tua, tapi kita juga
bicara kebocoran non fisik yang mungkin tidak disebabkan oleh pipa tua.Jadi
belum tentu NRW disebabkan oleh pipa tua, bisa juga memang meter pelanggan yang
tidak akurat, banyak illegal connection dsb. Di PDAM Kota Malang pipa tua (pipa
peninggalan Belanda) kondisinya sangat baik, rata – rata ketebalannya 1 cm, ini
menunjukan bahwa justru pipa – pipa yang dianggap tua adalah pipa kualitas
terbaik yang tentunya harganya saat ini pasti mahal sekali.
Penyelesaian
NRW membutuhkan kegiatan, pemikiran, dana dan resiko yang tidak dapat dikatakan
sepele. NRW mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dilihat dari berbagai teori
manajemen seperti POAC,SWOT,fishbone diagram,balanced score, siklus
deming,3M/5M,menejemen mutu, risk management, menejemen asset dsb. Padahal
modal utama penyelesaian NRW adalah komitmen yang kuat dari manajemen
perusahaan. Menurunkan NRW bukan pekerjaan yang selesai dalam 1 sampai dengan 2
tahun, melainkan pekerjaan yang harus dilakukan terus menerus. Untuk menjamin
keberlanjutan program penurunan NRW, PDAM Kota Malang beranggapan
sulit ditanganni secara baik bila hanya dibentuk secara adhoc / team, apalagi
kalau team yang menangani terdiri dari personel yang masih menangani pekerjaan
dibagian yang terstruktur yang berarti NRW sebagai pekerjaan sambilan disamping
pekerjaan utama dibagian mana personel tersebut ditugaskan. Sehingga perlu
dibentuk organisasi yang menangani NRW yang bersifat tetap dan terstruktur di
PDAM Kota Malang.
Tetapi
dengan minimnya referensi struktur organisasi NRW, itu menjadi hambatan dalam
membentuk organisasi NRW, sehingga timbul kebingungan untuk membangun
organisasi NRW. Bagaimana bentuk organisasinya dan dimana dalam struktur
organisasi perusahaan NRW ditempatkan. Organisasi NRW membutuhkan multi
disiplin ilmu pengetahuan dan jenis pekerjaan yang multi bidang. Seperti
ditulis di awal bahwa kalau kita bicara NRW berarti kita bicara physical losses
(kebocoran fisik) dan commercial losses (kebocoran non fisik), kedua hal
tersebut adalah tugas utama organisasi NRW. Bila ditaruh dibawah direktorat
teknik, NRW mempunyai tugas untuk menurunkan commercial losses yang pasti
berhubungan dengan direktorat adm dan keu di bagian pencatatan meter pelanggan,
billing system, dsb. Kalau diletakkan di bawah direktorat adm dan keu, NRW
mempunyai tugas yang bersifat teknis di bawah direktorat teknik. Sehingga dalam
pembentukan organisasi NRW diperlukan kearifan semua pihak untuk meninggalkan
ego bagian serta lebih mementingkan bagaimana organisasi NRW dapat segera
berjalan dengan efektif sehinggan NRW dapat secepatnya dikendaliakan. Organisasi
NRW tidak bisa berjalan bila tidak didukung oleh bagian – bagian lain.
PDAM Kota
Malang untuk membentuk organisasi NRW dimulai dengan mengiventarisir tugas dan
kegiatan yang harus dilakukan organisasi NRW dalam rangka mengendalikan tingkat
NRW, dengan mengacu dari referensi sebagai berikut :
a)
Pedomanan Penurunan Air Tak Berekening (NRW) oleh
BPPSPAM dep. PU
b)
Teori 4 elemen strategi pengendalian NRW
c)
Teori physical losses dan commercial losses
d)
IWA Water Balance
Adapun tugas dan kegiatan yang
berhasil diinvertarisir yang sesuai deng reverensi dan kondisi eksisting PDAM
Kota Malang adalah sebagai berikut :
1.
Penyusunan rencana pembentukan DMA/Cell
2.
Pelaksanaan pembentukan DMA/Cell
3.
Analisa dampak pelaksanaan isolasi batas DMA
4.
Pengujian isolasi batas DMA
5.
Mementapkan / menyempurnakan dan monitor DMA
terbentuk
6.
Membuat model hidrolika aliran air di jaringan pipa
distribusi berikut kalibrasi model hidrolikanay di setiap DMA terbentuk
7.
Melaksanakan Pressure Management / pengaturan
tekanan air didalam pipa
8.
Investigasi kehilangan air (STEP TEST)
9.
Update GIS jaringan pipa distribusi dan asesorisnya
berdasrkan realisasi dilapangan
10.
Memantau,mencatat dan merawat meter DMA
11.
Menghitung water balance DMA yang terbentuk dan
secara keseluruhan SPAM
12.
Menetapkan besarnya NRW/ILI setiap DMA yang
terbentuk
13.
Mencari physical losses
14.
Mencari Commercial losses
Maka dari
kegitan yang sudah terinvertarisir dapat didesign organisasi yang mampu
melaksanakan semua aktifitas secara efektif,effisien dan kontinyu. Oleh karena
itu dapat dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan sebagai berikut :
a)
Pembentukan DMA/cell
(merencanakan,pelaksanaan,monitoring dan evaluasi)
b)
Perhitungan Water Balance (SPAM dan DMA terbentuk)
c)
Pencarian kebocoran secara aktif (fisik dan non
fisik)
Kemudian
dapat dikelompokkan lagi berdasarkan tingkat kesulitan dan pemerataan beban
kerja di masing – masing unit kerja dan specialisasi pekerjaan sebagai berikut
:
a) Perencana,Monitoring,Evaluasi
dan Manajemen Tekanan di DMA terbentuk
b) Pelaksana
pembentukan DMA
c) Perhitungan
water balance (SPAM dan DMA terbentuk)
d)
Pencarian kebocoran secara aktif (fisik dan non
fisik)
Melihat
dari hasil pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan & beban pekerjaan,
maka organisasi NRW di PDAM Kota Malang lebih pas ditempatkan di bawah
direktorat teknik lebih khususnya lagi di bawah bagian Distribusi, karena
mempertimbangkan kendala – kendala yang akan dihadapi organisasi NRW dalam
menjalankan aktifitasnya sehingga kendala tersebut dapat dikurangi supaya
organisasi NRW dapat berjalan secara efektif,efisien dan kontiyu.
Salah satu
kendala yang mungkin dihadapi adalah dalam pembentukan DMA, dimana saat
pembentukan DMA terjadi ketidaksesuian antara design DMA dan kondisi
lapangan/eksisting. Hal ini dapat berakibat pada standart minimal pressure dan
flow yang tidak tercapai, bisa menimbulkan complain dari pelanggan yang
tentunya dapat menimbulkan konflik dengan bagian distribusi yang mempunyai
wilayah/otorita terhadap jaringan distribusi dan bertanggung jawab terhadap
pencapaian standart minimal tekanan dan flow ke pelanggan, ini bisa menghambat
program kerja organisasi NRW. Singkatnya pembentukan DMA merupakan redesign
system distribution yang merupakan otorita bagian distribusi. Karena
pembentukan DMA adalah langkah awal dalam pekerjaan penurunan atau pengendalian
NRW. Sedangkan aktivitas organisasi NRW lainya adalah membutuhkan data – data
untuk analisa penurunan NRW dapat diakses langsung di database center SIM PDAM
Kota Malang.
Organisasi
NRW PDAM Kota Malang yang sudah terbentuk (gambar.1) ini diharapkan mampu
membangun dan memelihara DMA yang sempurna di seluruh system jaringan
distribusi PDAM sehingga memudahkan untuk operasional manajemen tekanan
(pengendalian air) dan pengendalian kebocoran (fisik dan non fisik). Juga
diharapkan mampu dalam menghitung water balance di DMA terbentuk dan SPAM
keseluran secara rutin dan berkesinambungan. Serta dituntut untuk melakukan
tindakan pencarian kebocoran secara aktif (fisik dan non fisik) di DMA
terbentuk bersarkan hasil perhitungan water balance (gambar.2). Sedangkan pelaksana
perbaikan atau penyelesaian dari hasil pencarian kebocoran (fisik dan non
fisik) dilaksanakan oleh bagian lain sepeti bagian kebocoran,ganti
meter,pelanggaran,tutup tetap/sementara dll.
Design
organisasi NRW PDAM Kota Malang ini merupakan salah satu bentuk komitmen dari
manajemen PDAM Kota Malang yang sangat berharap dapat segera merealisasikan
penurunan NRW secara signifikan dan berkesinambungan. Amin
Pada
akhirnya pemikiran dimulai dari organisasi NRW hanya merupakan langkah awal
untuk melakukan upaya menurunkan NRW yang diharapkan dapat berjalan secara
efektif,effisien dan sustainable.
Mengutip dari sebuah tulisan
; “bisnis air adalah bisnis yang penuh berkah, karena pengolahannya memberikan
layanan yang paling dibutuhkan oleh manusia. Karena itu, setiap upaya untuk
meningkatkan pelayanan, dengan focus penurunan NRW, senantiasa memberikan
anugerah bagi pembawa amanah”. Maka mari kita laksanakan amanah ini dengan
semangat dan penuh percaya diri yakin pasti bisa menurunkan NRW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar