Sabtu, 06 Oktober 2012


Dimulai dari Organisasi NRW
Oleh : Ir. Teguh Cahyono, MAB
Direktur Teknik PDAM Kota Malang

NRW (Non Revenue Water) merupakan penyumbang terbesar un-Effisiensi yang terjadi di banyak Perusahaan Air Minum (PAM/PDAM) di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia, termasuk di PDAM Kota Malang. Bila dihitung sebagai persentase selisih air yang terjual terhadap air yang diproduksi, NRW jadi penyebab utama buruknya kinerja Perusahaan Air Minum. Menurut data resmi Departemen Pekerjaan Umum, rata-rata NRW PDAM di Indonesia mencapai sekitar 37 persen, Dengan NRW 37 persen, peluang pendapatan yang hilang mencapai Rp 1,139 triliun per tahun.Ini menunjukkan ketidak efektifan perusahaan pada kerugian sebesar itu yang terdiri dari kerugian biaya produksi dan kehilangan potensi pendapatan yang secara langsung maupun tidak langsung keduanya berakibat terhadap keuangan perusahaan.
Banyak yang beralasan bahwa NRW disebabkan pipa tua sehingga pipa yang harus diganti besar sekali volumenya, secara tidak langsung membutuhkan dana sangat besar untuk pergantian pipa tua tersebut. Melihat alasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak yang belum paham betul tentang NRW, kalau kita bicara NRW kita tidak hanya bicara kebocoran fisik yang mungkin benar disebabkan oleh pipa tua, tapi kita juga bicara kebocoran non fisik yang mungkin tidak disebabkan oleh pipa tua.Jadi belum tentu NRW disebabkan oleh pipa tua, bisa juga memang meter pelanggan yang tidak akurat, banyak illegal connection dsb. Di PDAM Kota Malang pipa tua (pipa peninggalan Belanda) kondisinya sangat baik, rata – rata ketebalannya 1 cm, ini menunjukan bahwa justru pipa – pipa yang dianggap tua adalah pipa kualitas terbaik yang tentunya harganya saat ini pasti mahal sekali.
Penyelesaian NRW membutuhkan kegiatan, pemikiran, dana dan resiko yang tidak dapat dikatakan sepele. NRW mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dilihat dari berbagai teori manajemen seperti POAC,SWOT,fishbone diagram,balanced score, siklus deming,3M/5M,menejemen mutu, risk management, menejemen asset dsb. Padahal modal utama penyelesaian NRW adalah komitmen yang kuat dari manajemen perusahaan. Menurunkan NRW bukan pekerjaan yang selesai dalam 1 sampai dengan 2 tahun, melainkan pekerjaan yang harus dilakukan terus menerus. Untuk menjamin keberlanjutan program penurunan NRW, PDAM Kota Malang beranggapan sulit ditanganni secara baik bila hanya dibentuk secara adhoc / team, apalagi kalau team yang menangani terdiri dari personel yang masih menangani pekerjaan dibagian yang terstruktur yang berarti NRW sebagai pekerjaan sambilan disamping pekerjaan utama dibagian mana personel tersebut ditugaskan. Sehingga perlu dibentuk organisasi yang menangani NRW yang bersifat tetap dan terstruktur di PDAM Kota Malang.
Tetapi dengan minimnya referensi struktur organisasi NRW, itu menjadi hambatan dalam membentuk organisasi NRW, sehingga timbul kebingungan untuk membangun organisasi NRW. Bagaimana bentuk organisasinya dan dimana dalam struktur organisasi perusahaan NRW ditempatkan. Organisasi NRW membutuhkan multi disiplin ilmu pengetahuan dan jenis pekerjaan yang multi bidang. Seperti ditulis di awal bahwa kalau kita bicara NRW berarti kita bicara physical losses (kebocoran fisik) dan commercial losses (kebocoran non fisik), kedua hal tersebut adalah tugas utama organisasi NRW. Bila ditaruh dibawah direktorat teknik, NRW mempunyai tugas untuk menurunkan commercial losses yang pasti berhubungan dengan direktorat adm dan keu di bagian pencatatan meter pelanggan, billing system, dsb. Kalau diletakkan di bawah direktorat adm dan keu, NRW mempunyai tugas yang bersifat teknis di bawah direktorat teknik. Sehingga dalam pembentukan organisasi NRW diperlukan kearifan semua pihak untuk meninggalkan ego bagian serta lebih mementingkan bagaimana organisasi NRW dapat segera berjalan dengan efektif sehinggan NRW dapat secepatnya dikendaliakan. Organisasi NRW tidak bisa berjalan bila tidak didukung oleh bagian – bagian lain.
PDAM Kota Malang untuk membentuk organisasi NRW dimulai dengan mengiventarisir tugas dan kegiatan yang harus dilakukan organisasi NRW dalam rangka mengendalikan tingkat NRW, dengan mengacu dari referensi sebagai berikut :
a) Pedomanan Penurunan Air Tak Berekening (NRW) oleh BPPSPAM dep. PU
b) Teori 4 elemen strategi pengendalian NRW
c) Teori physical losses dan commercial losses
d) IWA Water Balance
Adapun tugas dan kegiatan yang berhasil diinvertarisir yang sesuai deng reverensi dan kondisi eksisting PDAM Kota Malang adalah sebagai berikut :
1.     Penyusunan rencana pembentukan DMA/Cell
2.     Pelaksanaan pembentukan DMA/Cell
3.     Analisa dampak pelaksanaan isolasi batas DMA
4.     Pengujian isolasi batas DMA
5.     Mementapkan / menyempurnakan dan monitor DMA terbentuk
6.     Membuat model hidrolika aliran air di jaringan pipa distribusi berikut kalibrasi model hidrolikanay di setiap DMA terbentuk
7.     Melaksanakan Pressure Management / pengaturan tekanan air didalam pipa
8.     Investigasi kehilangan air (STEP TEST)
9.     Update GIS jaringan pipa distribusi dan asesorisnya berdasrkan realisasi dilapangan
10.   Memantau,mencatat dan merawat meter DMA
11.   Menghitung water balance DMA yang terbentuk dan secara keseluruhan SPAM
12.   Menetapkan besarnya NRW/ILI setiap DMA yang terbentuk
13.   Mencari physical losses
14.   Mencari Commercial losses
Maka dari kegitan yang sudah terinvertarisir dapat didesign organisasi yang mampu melaksanakan semua aktifitas secara efektif,effisien dan kontinyu. Oleh karena itu dapat dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan sebagai berikut :
a)     Pembentukan DMA/cell (merencanakan,pelaksanaan,monitoring dan evaluasi)
b)     Perhitungan Water Balance (SPAM dan DMA terbentuk)
c)     Pencarian kebocoran secara aktif (fisik dan non fisik)
Kemudian dapat dikelompokkan lagi berdasarkan tingkat kesulitan dan pemerataan beban kerja di masing – masing unit kerja dan specialisasi pekerjaan sebagai berikut :
a) Perencana,Monitoring,Evaluasi dan Manajemen Tekanan di DMA terbentuk
b) Pelaksana pembentukan DMA
c) Perhitungan water balance (SPAM dan DMA terbentuk)
d) Pencarian kebocoran secara aktif (fisik dan non fisik)
Melihat dari hasil pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan & beban pekerjaan, maka organisasi NRW di PDAM Kota Malang lebih pas ditempatkan di bawah direktorat teknik lebih khususnya lagi di bawah bagian Distribusi, karena mempertimbangkan kendala – kendala yang akan dihadapi organisasi NRW dalam menjalankan aktifitasnya sehingga kendala tersebut dapat dikurangi supaya organisasi NRW dapat berjalan secara efektif,efisien dan kontiyu.
Salah satu kendala yang mungkin dihadapi adalah dalam pembentukan DMA, dimana saat pembentukan DMA terjadi ketidaksesuian antara design DMA dan kondisi lapangan/eksisting. Hal ini dapat berakibat pada standart minimal pressure dan flow yang tidak tercapai, bisa menimbulkan complain dari pelanggan yang tentunya dapat menimbulkan konflik dengan bagian distribusi yang mempunyai wilayah/otorita terhadap jaringan distribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian standart minimal tekanan dan flow ke pelanggan, ini bisa menghambat program kerja organisasi NRW. Singkatnya pembentukan DMA merupakan redesign system distribution yang merupakan otorita bagian distribusi. Karena pembentukan DMA adalah langkah awal dalam pekerjaan penurunan atau pengendalian NRW. Sedangkan aktivitas organisasi NRW lainya adalah membutuhkan data – data untuk analisa penurunan NRW dapat diakses langsung di database center SIM PDAM Kota Malang.
Organisasi NRW PDAM Kota Malang yang sudah terbentuk (gambar.1) ini diharapkan mampu membangun dan memelihara DMA yang sempurna di seluruh system jaringan distribusi PDAM sehingga memudahkan untuk operasional manajemen tekanan (pengendalian air) dan pengendalian kebocoran (fisik dan non fisik). Juga diharapkan mampu dalam menghitung water balance di DMA terbentuk dan SPAM keseluran secara rutin dan berkesinambungan. Serta dituntut untuk melakukan tindakan pencarian kebocoran secara aktif (fisik dan non fisik) di DMA terbentuk bersarkan hasil perhitungan water balance (gambar.2). Sedangkan pelaksana perbaikan atau penyelesaian dari hasil pencarian kebocoran (fisik dan non fisik) dilaksanakan oleh bagian lain sepeti bagian kebocoran,ganti meter,pelanggaran,tutup tetap/sementara dll.
Design organisasi NRW PDAM Kota Malang ini merupakan salah satu bentuk komitmen dari manajemen PDAM Kota Malang yang sangat berharap dapat segera merealisasikan penurunan NRW secara signifikan dan berkesinambungan. Amin
Pada akhirnya pemikiran dimulai dari organisasi NRW hanya merupakan langkah awal untuk melakukan upaya menurunkan NRW yang diharapkan dapat berjalan secara efektif,effisien dan sustainable.
Mengutip dari sebuah tulisan ; “bisnis air adalah bisnis yang penuh berkah, karena pengolahannya memberikan layanan yang paling dibutuhkan oleh manusia. Karena itu, setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan, dengan focus penurunan NRW, senantiasa memberikan anugerah bagi pembawa amanah”. Maka mari kita laksanakan amanah ini dengan semangat dan penuh percaya diri yakin pasti bisa menurunkan NRW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar